Sabtu, 07 Januari 2012

Membangun Karakter Anak Melalui Metode Bertanya

Setiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Orangtuanyalah yang membentuknya menjadi muslim, majusi atau nasrani.

Hadits ini umumnya sudah dihafal setiap orangtua muslim di luar kepala. Namun, sadarkah kita bahwa aplikasi dari hadits di atas adalah bahwa setiap perilaku kita, pola pikir kita, perkataan kita, bahkan pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan pada anak kita adalah hal-hal utama yang secara sadar atau tidak sadar akan membentuk anak kita?


Sebagai muslim, kita meyakini bahwa orangtua yang sukses adalah orangtua yang berhasil mengantarkan ananda tercintanya ke pintu gerbang syurga kelak. Pertanyaannya, hal utama apakah yang bisa mengantarkan anak kita menuju syurganya?

Apakah anak kita bisa masuk syurga hanya dengan modal nilai raport yang sempurna, nilai akademis yang tinggi, atau PR yang selalu terkerjakan? Jika jawabannya adalah tidak, mengapa pusat perhatian kita selalu lebih pada hal-hal di atas? Mari kita lihat buktinya.

Ingat dan renungkanlah kembali hal-hal apa saja yang kita tanyakan pada anak kita ketika mereka pulang sekolah. Jika setiap kali yang kita tanyakan hanyalah melulu : "Belajar apa tadi di sekolah?", "Bagaimana ulanganmu tadi?", atau "Ada PR tidak?", maka anak-anak kita akan menangkap bahwa PR dan nilai-nilai akademis adalah hal yang paling utama yang kita harapkan dari mereka.

Bahkan ada juga orangtua yang menanyakan hal-hal fisik semata pada ananda mereka. Betapa banyak orangtua yang ketika ananda mereka pulang sekolah maka yang nomor satu ditanyakan adalah, :Kenapa bajumu kotor?", "Kemana topimu?", "Rambutmu kenapa berantakan sekali?", dan aneka pertanyaaan sejenis lainnya. Dibesarkan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti ini, anak-anak kita akan tumbuh menjadi pemuda Islam yang hanya memperhatikan penampilan fisik semata.

Pola pikir anak adalah refleksi pola pikir orangtuanya. Tapi, mana yang kita pilih sesungguhnya? Anak yang nilainya 100 semua atau anak yang gemar belajar? Anak yang nilai PPKN-nya 9 atau anak yang suka menolong teman-temannya? Anak yang nilai pelajaran agamanya tinggi atau anak yang selalu santun kepada ayah dan bundanya? Anak yang cantik atau anak yang ramah tamah?

Kompetensi akademis hanyalah sebagian kecil dari kunci sukses seorang anak baik dunia maupun akhirat. Syurga juga tidak diperuntukkan bagi mereka yang hanya bermodalkan penampilan fisik belaka. Kunci masuk syurga adalah karakter dan akhlak. Dengan inilah Rasul SAW dan para sahabat memasuki syurgaNya, Insya Allah.

Rasul kita SAW kerap kali menggiring cara berpikir anak-anak atau para sahabat dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya. Apa yang ditanyakan Rasul menunjukkan pada kita hal-hal apa yang memang sangat dipentingkan oleh beliau.

Rasul SAW bertanya, "Adakah kamu suka pulang ke rumahmu membawa tiga ekor unta yang besar dan gemuk?". Sahabat menjawab, "Kami semua suka.". Beliau lalu melanjutkan, "Tiga ayat yang dibaca salah seorang dari kamu di dalam shalat jauh lebih baik daripada tiga ekor unta yang besar dan gemuk".

Rasul SAW bertanya, "Maukah kamu kuberitahukan tentang pangkal dan puncak dari segala perkara?". Sahabat menjawab, "Baiklah ya Rasulullah." Kemudian beliau bersabda,"Pangkal segala sesuatu adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad di jalan Allah."

Segala hal yang ditanyakan Rasul jelas mengindikasi hal-hal yang memang sangat dipentingkan beliau. Ada juga ilustrasi lain yang walaupun tidak terjadi di keluarga muslim namun bisa kita ambil hikmahnya.

Siapa yang tidak kenal keluarga Kennedy di Amerika? Dua dari sembilan anak dari keluarga Kennedy menjadi orang nomor satu di negara tersebut. Tujuh sisanya berprestasi di bidang pelayanan publik. Hal ini tentu tidak terjadi dalam sekejap. Siapa yang telah mengajarkan anak-anak keluarga Kennedy sejak kecil untuk menjadi pemimpin? Siapa yang menstimulasi pikiran mereka untuk menjadi pribadi yang dermawan? Siapa yang menanamkan dalam benak anak-anak Kennedy bahwa melayani publik adalah tradisi mulia? Hal ini ternyata tidak lepas dari arahan ibunda mereka Rose Kennedy.

Dalam sebuah episode Oprah Winfrey Show, salah satu putri keluarga Kennedy memaparkan bahwa sejak kecil ibunda mereka selalu menanyakan hal-hal yang sangat berbeda dibandingkan dengan pertanyaan para ibu dari teman-teman mereka.

Inilah yang ditanyakan Rose Kennedy ketika berjumpa dengan putra-putrinya baik ketika mereka pulang sekolah atau ketika mereka berkumpul di ruang makan : "Adakah hari ini kau menolong seseorang?", "Siapa yang hari ini kau damaikan?", "Pada siapa bekalmu hari ini kau bagi?", "Pengorbanan apa yang hari ini kau lakukan untuk orang lain?", "Sudahkah hari ini kau berderma?", dan pertanyaan-pertanyaan serupa lainnya.

Sebagai muslim, tentunya insya Allah kita dapat menjadi orangtua yang lebih baik. Maka sambutlah anak kita hari ini dengan pertanyaan yang menggiring pola pikir dan karakter mereka ke arah kebaikan hakiki. Biarlah anak kita menangkap dalam benak mereka bahwa yang terpenting bagi kita orangtuanya bukan sekedar prestasi akademis atau penampilan fisik belaka. Yang terpenting bagi kita adalah bahwa mereka tumbuh menjadi muslim yang berkarakter baik dan kuat untuk kelak mengemban amanahNya menjadi khalifah di bumiNya.

http://bit.ly/galuhsharah

5 komentar:

  1. makasih gan infonya, manfaat banget nihh,, salam kenall

    BalasHapus
  2. Sungguh suatu ajaran yang mulia,Kesuksesan anak bukan di bentuk dari akademis belaka tapi karakter sosial jauh lebih berpengaruh.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. lagi browsing karya2 mbak santi niihh :)

    BalasHapus
  5. Bagus sekali tipsnya. Ini akan saya terapkan untuk anak-anak saya. Terima kasih Mbak Santi

    BalasHapus