Sabtu, 15 Agustus 2009

Anak-anak pun Senang I'tikaf



Ingin mengajak putra-putri kita i'tikaf? Baca dulu biar tambah semangat, ya...

Ramadhan kian menjelang. Ada rasa harap yang hangat menyusup di dada jika teringat bulan Ramadhan. Kemuliaan dan keindahan Bulan Ramadhan memang tiada dapat dilukiskan dengan kata-kata. Bicara tentang Ramadhan, ingatkah Anda tentang hadits Rasulullah SAW sebagaimana diceritakan Aisyah RA,

"Jika memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, Rasul SAW menggulung lengan bajunya, meninggalkan tidur malam dan membangunkan keluarganya (istri-istrinya) agar ikut serta dalam meraih kebaikan" HR> Bukhori Muslim.

Cerita itikaf ini terjadi sekitar tiga tahun lalu, namun kenangannya masih mempesona diri saya hingga saat ini. Check this out!


Terkejut, namun juga sekaligus terharu. Begitulah yang saya rasakan ketika menginjakkan kaki di Masjid At tin kala itu. Betapa tidak? I'tikaf yang ketika di era saya masih duduk di bangku kuliah biasanya hanya dihadiri oleh sekitar 200-300 orang --itupun mayoritas adalah mereka yang aktif di dunia dakwah -- kini sangat ramai dihadiri oleh empat ribu orang dari seluruh pelosok tanah air.

Bisa dibayangkan betapa indahnya pemandangan empat ribu umat Muhammad SAW yang Insya Allah berkumpul untuk menghidupkan sunnah nabi yang dicintainya dan mengharapkan ridho Rabb yang dirindukannya. Subhanallah, segala pujian hanya milikMu wahai Tuhan sekalian alam, sudikah Engkau memilih kami sebagai penghuni syurgaMu kelak?

Orang awam (seperti saya!), ustadz, mahasiswa, ibu-ibu pengajian, abg, semua berkumpul menjadi satu. Ada nenek kakek yang sudah renta, ada anak-anak balita, dan bahkan ada bayi-bayi berpampers yang masih disusui ibunya.

Anak-anak? Ya, saya menyaksikan sendiri dengan balutan rasa haru --sekaligus iri, mungkin?;)- bahwa pada suatu malam Ramadhan yang syahdu anak-anak dari berbagai usia beri'tikaf sambil membaca mushafnya masing-masing. Ooh, betapa beruntungnya mereka dapat mencicipi indahnya i'tikaf sejak usia yang masing sangat dini.

Kenangan Ramadhan dimasa kecil yang mereka miliki pastilah teramat indah. Kenangan inilah yang insya Allah akan terus mereka bawa hingga mereka menjadi muslim dewasa yang hatinya terikat pada Ramadhan, pada masjid dan pada i'tikaf.

Mereka akan selalu terkenang ketika waktu dhuha mereka berlari-larian di halaman masjid At tin yang luas sambil mandi matahari pagi yang menyeruak penuh kehangatan. I'tikah dalam benak mereka pastilah bukan suatu ibadah yang berat namun bahkan lebih mirip piknik Ramadhan yang membahagikan. Piknik? Ya, sebab orangtua mereka yang shalih membawa tikar, kasur gulung, mainan dan berbagai makanan yang lezat-lezat untuk menghibur cahaya mata mereka. Ketika waktu buka dan sahur, masing-masing keluarga berkumpul di atas tikar mereka di selasar masjid sambil menikmati bekal mereka. Menyenangkan sekali, bukan? Lagipula, anak --atau bahkan orangtua ;)-- mana yang tidak suka piknik?

Anak-anak itu mungkin belum mengerti keutamaan i'tikaf. Namun berkah Ramadhan, berkah i'tikaf, berkah lailatulqodr serta lantunan doa orangtua mereka semoga akan menjadikan anak-anak beruntung ini pemimpin umat yang adil kelak, Insya Allah.

Para bayi mungil yang tertidur di masjid dalam dekapan hangat ayah mereka yang senantiasa berzikir dan mengaji, para bayi yang turut sholat malam dalam gendongan bunda mereka, para bayi enerjik yang membangunkan jamaah untuk bangun sholat malam dengan tangisan mereka, semoga kelak mereka menjadi calon-calon pembela agama Allah di masa mendatang. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar